7 Golongan Yang Dinaungi Allah Pada Hari Kiamat
Di hari kiamat kelak manusia akan dikumpulkan untuk dimintai pertanggungjawabannya dari apa yang telah mereka lakukan selama di dunia.
Kondisi di hari itu sangatlah panas, karena matahari didekatkan dengan jarak satu mil di atas ubun-ubun.
Mereka juga dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak dikhitan, dan tidak berpakaian.
Namun, ada 7 golongan yang akan mendapatkan naungan di hari yang sangat panas tersebut.
Siapakah 7 golongan tersebut?
Dalam sebuah hadits yang shahih, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Tujuh golongan yang dinaungi Allâh
dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1)
Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada
Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling
mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah
karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang
mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut
kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia
menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan
kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi
lalu ia meneteskan air matanya.”
Dari Hadits diatas kita bisa lihat
bahwa Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana
tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala. Yaitu:
- Pemimpin yang adil
- Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
- Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
- Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
- Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
- Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
- Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata.
Mari kita bahas satu persatu dari ketujuh golongan manusia tersebut.
1. Pemimpin yang Adil
Pemimpin yang adil adalah pemimpin
yang berhukum di tengah-tengah manusia berdasarkan kebenaran bukan semata-mata
mengikuti hawa nafsu. Sebagaimana yang Allah gambarkan dalam surat Shad ayat
26,
Allah berfirman:
“Hai Daud, sesungguhnya Kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena
mereka melupakan hari (QS. Shad: 26) perhitungan.”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda mensifati pemimpin yang adil:
“Sesungguhnya
orang-orang yang berbuat adil mereka akan ditempatkan di sisi Allah di atas
mimbar-mimbar dari cahaya yang berada di sebelah kanan Allah, dan kedua tangan
Allah adalah kanan, yaitu mereka yang berbuat adil di dalam hukumnya,
keluarganya, dan orang-orang yang ada di (HR. Muslim no. 1827). bawah naungannya”.
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
Di zaman yang mana para pemuda lalai
dan tenggelam dalam fitnah dunia, namun ia tetap istiqamah berpegang terhadap
agamanya, tekun dan taat beribadah menghamba kepada Rabb- nya.
Pantaslah kalau ia mendapatkan janji
Allah yang sangat agung, dikarenakan susahnya menerapkan dan mengamalkan hal
tersebut apalagi di zaman yang pergaulan kian hari kian runyam dan ditambah
lagi dengan gejolak darah muda yang gampang tersulut oleh dahsyatnya seruan-
seruan syahwat.
Pada hari kiamat kelak manusia tak
akan luput dari pertanyaan dan pertanggungjawaban tentang masa mudanya untuk
apa ia habiskan, oleh karenanya mari kita mengamalkan apa yang diwasiatkan olah
suri tauladan kita Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Manfaatkan
5 perkara sebelum datang 5 perkara: mudamu sebelum datang tuamu, sehatmu
sebelum datang sakitmu, waktu luangmu sebelum datang sibukmu, kayamu sebelum
datang miskinmu, dan hidupmu sebelum datang (HR. al-Hakim dalam kitab
al-Mustadrak). matimu.”
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
Orang yang beriman dengan iman yang
sejati selalu merindukan masjid sebagaimana rindunya ikan terhadap air.
Kerinduan yang dipacu oleh keimanan
kepada Allah, karenanya kalian akan melihat orang-orang yang menghadiri
masjid-masjid Allah hati mereka tidak akan merasa sejuk, tenang dan tentram
setelah keluar dari masjid sampai ia bisa kembali ke masjid lagi untuk
bermunajat dan menyampaikan keluh kesah kepada Allah.
Inilah hakekat orang-orang yang
memakmurkan masjid Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Yang memakmurkan masjid-masjid
Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang (QS. at-Taubah: 18) yang mendapat petunjuk.”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda mengenai ganjaran bagi orang yang hatinya tergantung
kepada masjid:
“Barangsiapa
pergi ke masjid di waktu pagi atau sore niscaya Allah menyediakan baginya
tempat di surga tiap kali ia pergi ke masjid di (HR. Bukhari, no. 662 dan
Muslim, no. waktu pagi maupun sore hari.
669).
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala
Dalam sebuah hadits dari sahabat
Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah,
memberi karena Allah dan menahan (tidak memberi) karena Allah. Sungguh ia telah
menyempurnakan (Sunan Abu Dawud, no.4681) keimanan.”
Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Tidaklah kalian masuk surga hingga
kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi.
Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya
kalian akan saling menyayangi? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya di antara
kalian.” (HR. Muslim)
Inilah
di antara sebab seorang mendapatkan manis dan lezatnya iman, karena dua orang
ini tidaklah berkumpul karena hubungan kekerabatan, saudara kandung dan
kemaslahatan dunia, akan tetapi yang mengumpulkan mereka adalah cinta karena
Allah sampai ajal memisahkan mereka berdua.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat tidak baik namun mampu mengucapkan “Sungguh aku takut kepada Allah”
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat tidak baik namun mampu mengucapkan “Sungguh aku takut kepada Allah”
Cukuplah kisah Nabi Yusuf menjadi
contoh bagi kita semua, tatkala beliau digoda dan diajak berzina oleh wanita
yang amat cantik dan kaya istri seorang raja, namun Nabi Yusuf menolak untuk
melakukannya karena ia takut kepada
Allah.
Sebagaimana dikisahkan dan
diabadikan kisahnya dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat: 23. Allah berfirman:
“Dan
wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya
(kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.”
Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan
aku dengan baik.” Sesungguhnya (QS. Yusuf: 23). orang-orang yang zhalim tiada akan
beruntung.”
6. Seorang yang bersedekah dengan sembunyi
6. Seorang yang bersedekah dengan sembunyi
Seorang
yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui
apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Alangkah banyaknya orang yang
bersedekah dan alangkah besarnya pahala bagi mereka di sisi Allah, namun
tidaklah mudah untuk mendapatkan keistimewaan berupa lindungan Allah di hari
kiamat.
Karena untuk mendapatkan itu
dibutuhkan keikhlasan yang kuat sampai-sampai diibaratkan ketika ia bersedekah
tangan kirinya tidak mengetahuinya.
Allah telah memuji orang-orang yang
bersedekah terutama mereka yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi.
Allah Berfirman:
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu),
maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan
kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah
akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 271)
Untuk menguatkan agar tambah
menyakinkan, kita simak bersama sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
berikut:
“Sedekah
dengan sembunyi-sembunyi memadamkan kemurkaan Allah”. (HR. Thabrani dan
dishahihkan Syaikh al-Albani. Lihat: Shahih al-Jami’ no. 3759).
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian
Demikian pula orang-orang shalih
dahulu maupun sekarang. Allah dan Rasul-Nya menyanjung orang-orang yang sering
menangis karena Allah, bahkan menyiapkan bagi mereka balasan yang tiada tara,
yaitu terbebas dari api neraka. Allah ta’ala berfirman:
“Dan apabila mereka mendengarkan apa
yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air
mata disebabkan kebenaran (al-Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari
kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah
beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran (QS. al-Maidah: 83) al-Qur’an dan kenabian Muhammad).”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Dua mata yang tidak akan disentuh
api neraka untuk selama-lamanya: mata yang menangis karena takut kepada Allah
dan mata yang bermalam (HR. Tirmidzi) dalam rangka berjaga di jalan
Allah.”
0 comments:
Post a Comment